Berita Terkini

Sumpah Pemuda Sebagai Pemersatu Bahasa Indonesia

Jakarta, kpu.go.id- Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda ke 89 Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Senin (30/10) segenap anggota KPU dan jajaran Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum melaksanakan Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di halaman gedung KPU.

Upacara peringatan hari sumpah pemuda, kali ini dipimpin oleh Inspektur upacara anggota KPU Hasyim Asy’ari.

Hasyim dalam sambutannya lebih lanjut mengatakan ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya dan kemudian bisa kita bisa jadikan nilai-nilai sebagai pedoman dalam kita bertindak kedepan.

Yang pertama kalau kita dengarkan diawal dengan kami putra dan putri, itu menunjukan bahwa ada kesadaran kesetaraan jender diantara kaum muda waktu itu, bahkan jauh sebelum Republik Indonesia secara legal diproklamasikan kaum muda sudah menyadari bahwa kesetaraan jender antara laiki-laki dan perempuan dengan berbagai macam perannya menjadi sesuatu yang penting dan menjadi nilai dasar dalam pergerakan kaum muda pada waktu itu.

Kemudian yang kedua kaum muda ini juga berikrar bahwa apapun sukumya, apapun asal muasalnya, apapun latar belakangnya tapi mereka beritikad untuk mengikatkan diri menjadi bagian utuh  dari bangsa Indonesia.

“Oleh karena itu menjadi pelajaran bagi kita apapun posisi kita, apapun jabatan, apapun suku bangsa kita, apapun agama kita maka Indonesia menjadi salah satu landasan dimana kita bergerak, dimana kita hidup, dimana kita mencari nafkah dan suatu seketika pada saatnya kita kembali pada Tuhan Yang Maha Esa juga akan dikebumikan di bumi Indonesia ini’, ujar Hasyim.

Yang ketiga ada kesadaran bahwa komunikasi itu menjadi sesuatu faktor yang penting dalam kehidupan berbangsa dan diikrarkan yang digunakan dalam komunikasi itu bahasa Indonesia.

Saya kira kita tahu  bahwa mayoritas warga di Indonesia saat ini, maupun saat itu terutama saat  sumpah pemuda diikrarkan mayoritas adalah orang jawa, tetapi ada kesadaran tidak menggunakan bahasa jawa sebagai pilihan untuk alat berkomunikasi atau sarana untuk mempersatu bangsa, melainkan yang dipilih adalah bahasa melayu, bahasa melayu adalah sebagai bahasa penghubung setidak-tidaknya dilingkungan di Asia Tenggara dan bahasa melayu yang digunakan itu sebenarnya bahasa melayu dari sebuah wilayah atau kesultaan yang relatif kecil yaitu kerajaan melayu Riau Lingga.

Bahwa dari kesadaran pemuda pemudi saat itu kita bisa belajar bahwa dalam perilasi tidak ada urusan antara mayoritas dan minoritas tetapi faktor bahasa sebagai penghubung komunikasi kita menjadi penting, dan pilihan bahasa melayu sebagai cikal bakal bahasa Indonesia ini pilihan yang tepat dan strategis karena disitu tidak ada persoalan hirarkis, oleh karenanya bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia pilihan yang tepat, ada kesetaraan kita dalam berkomunikasi.

Yang terakhir salah satu ikrar yang sangat penting kita jadikan pedoman saat ini adalah bagaimana kita menjungjung bahasa keadilan, dan bagi kita KPU sebagai penyelenggara pemilu maka tiada lain dan tiada bukan bahasa kita dalam menyelenggarakan pemilu ini yang sudah kita sepakati dalam pengucapan sumpah janji jabatan-jabatan kita adalah selalu berpedoman kepada hukum, selalu berpedoman kepada peraturan perundangan, yang itu kemudian dalam istilah saya itulah sumpah kita menggunakan bahasa keadilan dalam penyelenggaraan pemilihan 2018 maupun pemilu 2019 dan untuk pemilu-pemilu kedepan.

Diakhir sambutannya Hasyim mengatakan semoga kita dapat mengambil hikmah dari sumpah pemuda yang sudah dideklarasikan 89 tahun yang lalu dan semoga semangat kepemudaan, semangat kesetaraan, semangat keadilan itu  menjadi  nilai dasar gerak langkah kita sebagai penyelenggara pemilu, imbau Hasyim.

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 358 kali