Publik sedang menunggu kabar jadwal Pemilu 2024. “Apakah Februari atau Mei, itu menarik untuk menjadi ulasan, kapan itu akan digelar,” sebut wartawan senior Kompas, Anthony Lee, dalam Rakornas PPID dan Workshop Kehumasan KPU RI, Kamis (28/10) melalui zoom meeting. Ulasan soal kapan jadwal pemilu menurut Anthony menarik ditulis karena bagian tema tulisan yang aktual. Misalnya menulis berita pertemuan antara KPU, Bawaslu, DPR dan Kemendagri. Menarik kita ulas pendapat Kemendagri soal usulan Mei. Lalu kita tulis juga pandangan dan analisa KPU RI mengapa mengusulkan Februari. “Soal jadwal itu kan paling aktual sekarang,” sebutnya.
Ia juga memaparkan, ketika menulis ada beberapa jenis tulisan. Di antaranya berita langsung (straight news), feature dan opini. Tulisan langsung menurut Anthony paling sering karena simpel. “Langsung cerita terkait di mana, siapa, tentang apa, kapan, pesannya apa dan mengapa,” urainya. Sedangkan feature, teknis dengan mengandalkan objek tulisan dari perilaku sehari-hari unik dan menarik. Biasanya ditulis lebih deskriptif dan detil. “Misalnya jika kita menulis suka duka petugas KPPS di daerah perbatasan terpencil saat membawa logistik pemilu, misalnya,” sebut Anthony. Di kesempatan itu, Anthony menayangkan contoh berita, tulisan feature dan opini yang tayang di Kompas sesuai dengan ragam jenisnya.
Lebih jauh, Anthony mengajak untuk mencari ide menulis. Kemudian ia memancing minat menulis dengan pertanyaan. Apa yang menarik dari KPU? Menurut Anthony adalah data, manusia, proses, regulasi dan organisasi. Itu menarik ditulis oleh humas KPU. “Soal proses penyusunan tahapan, pemahaman regulasi, masyarakat juga butuh informasi itu,” sebut Anthony.
Kegiatan yang berlangsung Rabu (27/10) hingga Jumat (29/10) ini dibuka oleh Anggota KPU RI Dewa Raka Sandi, dan turut hadir Arief Budiman dan Pramono U. Tantowi. Pada hari pertama Ketua Komisi Informasi Pusat Gede Narayana dan Noudhy Valdryno dari Facebook Indonesia menjadi narasumber. Hari kedua Anthony Lee tidak berbicara sendiri. Di sesi selanjutnya ada Imam Sukamto (wartawan foto Tempo), Putri Ayuningtyas (jurnalis TV), Hanafi dan Arbain dari Indonesia Parliamentary Center (*)